uan Komando Pasukan
Katak Koarmatim ini maka personel pasukan katak bergerak secara senyap,
mudah dan cepat menuju sasaran untuk menghancurkan instalasi tersebut.
KTBA yang merupakan hasil inovasi kreatif dan konstruktif serta kerja keras Satuan Komando Pasukan Katak Koarmatim. KTBA merupakan ide dan hasil karya Komandan Satpaska Koarmatim Letkol Laut (E) M . Faisal. Dasar pemikiran penciptaan.
KTBA berfungsi untuk meminimalkan faktor kesulitan yang tinggi yang diemban personel Kopaska saat menyelam dan berenang dengan jarak jauh menyusup ke daerah lawan dengan beban peralatan tempur yang cukup berat. KTBA yang panjangnya sekitar dua meter dan bobot 400 kg itu dilengkapi mesin pendorong Driver Propoltion Vehicle. Mesin itu biasa digunakan Kopaska, antara lain, sebagai alat pendorong waktu menyelam. Bentuknya memang mirip ikan hiu agar gerakannya lebih lincah.
Meski demikian, alat itu dapat digunakan di atas permukaan air dengan kecepatan tiga knot per jam dan juga bisa melaju di bawah permukaan dengan kecepatan empat knot per jam.
Untuk menjaga kerahasiaan, KTBA dilengkapi peralatan selam closed circuit sehingga tidak mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Selain itu, KTBA dibuat dari bahan fiber glass sehingga sulit terdeteksi oleh sonar yang digunakan kapal perang.
Komandan Kopaska Letkol Laut (E) M. Faisal yang menciptakan kendaraan "aneh" bersama lima orang anak buahnya itu mengaku awalnya hanya coba-coba. Dia mengombinasikan teknologi kapal selam dengan ilmu penyelaman yang telah dia kuasai. Bahannya pun dari barang bekas, yaitu DPV yang sudah tidak digunakan lagi oleh Kopaska.
Kelebihan KTBA ala Kopaska selain mampu menyusup pantai musuh di kedalaman yang dangkal juga mampu mengangkut personel serta bahan peledak yang cukup banyak. "Awalnya memang hanya coba-coba. Saya desain saat saya masih di Kopaska Koarmabar di Jakarta dan baru bisa diteruskan setelah menjadi komandan Kopaska Armatim," tutur alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1987 angkatan 32 tersebut.
Menurut ayah dua anak kelahiran Palembang yang suka utak-atik peralatan elektronik itu, uji coba KTBA tersebut ternyata mendapat perhatian KSAL. "Sejak dibuat enam bulan lalu, Kopaska saat ini mempunyai tujuh unit."
Dia mengakui, karya ciptaannya awalnya hanya diuji coba di kolam renang. Dari hasil uji coba, alat tersebut ternyata bisa digunakan untuk menyelam. Besar volume kantong udara depan dan belakang dibuat sesuai dengan volume udara di pelampung sehingga kendaraan itu bisa diparkir di dasar laut.
KTBA yang merupakan hasil inovasi kreatif dan konstruktif serta kerja keras Satuan Komando Pasukan Katak Koarmatim. KTBA merupakan ide dan hasil karya Komandan Satpaska Koarmatim Letkol Laut (E) M . Faisal. Dasar pemikiran penciptaan.
KTBA berfungsi untuk meminimalkan faktor kesulitan yang tinggi yang diemban personel Kopaska saat menyelam dan berenang dengan jarak jauh menyusup ke daerah lawan dengan beban peralatan tempur yang cukup berat. KTBA yang panjangnya sekitar dua meter dan bobot 400 kg itu dilengkapi mesin pendorong Driver Propoltion Vehicle. Mesin itu biasa digunakan Kopaska, antara lain, sebagai alat pendorong waktu menyelam. Bentuknya memang mirip ikan hiu agar gerakannya lebih lincah.
Meski demikian, alat itu dapat digunakan di atas permukaan air dengan kecepatan tiga knot per jam dan juga bisa melaju di bawah permukaan dengan kecepatan empat knot per jam.
Untuk menjaga kerahasiaan, KTBA dilengkapi peralatan selam closed circuit sehingga tidak mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Selain itu, KTBA dibuat dari bahan fiber glass sehingga sulit terdeteksi oleh sonar yang digunakan kapal perang.
Komandan Kopaska Letkol Laut (E) M. Faisal yang menciptakan kendaraan "aneh" bersama lima orang anak buahnya itu mengaku awalnya hanya coba-coba. Dia mengombinasikan teknologi kapal selam dengan ilmu penyelaman yang telah dia kuasai. Bahannya pun dari barang bekas, yaitu DPV yang sudah tidak digunakan lagi oleh Kopaska.
Kelebihan KTBA ala Kopaska selain mampu menyusup pantai musuh di kedalaman yang dangkal juga mampu mengangkut personel serta bahan peledak yang cukup banyak. "Awalnya memang hanya coba-coba. Saya desain saat saya masih di Kopaska Koarmabar di Jakarta dan baru bisa diteruskan setelah menjadi komandan Kopaska Armatim," tutur alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1987 angkatan 32 tersebut.
Menurut ayah dua anak kelahiran Palembang yang suka utak-atik peralatan elektronik itu, uji coba KTBA tersebut ternyata mendapat perhatian KSAL. "Sejak dibuat enam bulan lalu, Kopaska saat ini mempunyai tujuh unit."
Dia mengakui, karya ciptaannya awalnya hanya diuji coba di kolam renang. Dari hasil uji coba, alat tersebut ternyata bisa digunakan untuk menyelam. Besar volume kantong udara depan dan belakang dibuat sesuai dengan volume udara di pelampung sehingga kendaraan itu bisa diparkir di dasar laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar