counters

Rabu, 12 Desember 2012

TNI Segera Evaluasi Seluruh Alutsista Uzur

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya Soebandrio mengatakan, pihaknya akan segera mengevaluasi seluruh alat utama sistem senjata (alutsista) baik pesawat angkut, pesawat tempur dan helikopter yang telah berumur 20 tahun ke atas.

"Timnya akan segera dibentuk, dipimpin Wakil Kasau," katanya, menjawab antara usai memimpin upacara serah terima jabatan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Mabes TNI AU di Jakarta, Senin.

Soebandrio mengatakan, bagi TNI AU alutsista tua adalah alutsista yang sudah tidak memenuhi syarat-syarat kelayakan. Kelayakan operasional itu tidak semata-mata diukur dari tahun pembuatannya, tetapi lebih pada pemenuhan sistem pemeliharaan.

Karena itu, tambah dia, tim akan bekerja secara teliti dan cermat untuk mengevaluasi mana alutsista yang masih bisa diperpanjang usia pakai dan dipelihara kesiapannnya, dan mana yang tidak. "Contohnya, Hercules. Dari 23 unit yang dipunyai TNI AU, tujuh di antaranya merupakan buatan tahun 1960-an, pesawat tanker buatan 1970-an, bahkan pesawat tempur taktis OV-10 Bronco buatan 1976 sudah kita 'grounded'," tutur Kasau.

Soebandrio menambahkan, jika berdasarkan evaluasi pesawat-pesawat buatan 1960-an tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, maka akan diberhentikan operasinya. Tentang kapan hasil evaluasi selesai, Kasau mengatakan, sesegera mungkin sebelum Latihan Gabungan (Latgab) TNI medio 2008 mendatang.

Mabes TNI AU, berdasarkan rencana strategis (Renstra) 2005-2009 berencana melakukan penggantian sejumlah pesawat tempur, seperti OV-10 Bronco, F-5 Tiger, Hawk MK-53, pesawat angkut Fokker-27 dan Helikopter Sikorsky.

Pesawat tempur jenis OV-10 Bronco dibuat pada 1976 dan mulai digunakan TNI AU sejak 1979. Dari sembilan unit pesawat tersebut, hanya empat yang dinyatakan siap. Sementara pesawat tempur F-5 Tiger buatan 1978, dari 12 yang dimiliki TNI AU, hanya dua yang dinyatakan siap.

Kondisi kesiapan pesawat tempur yang telah di bawah standar juga dialami pesawat tempur Hawk MK-53 buatan 1977. Dari delapan unit, hanya dua unit yang dinyatakan siap atau laik terbang. Selain itu, dari tujuh pesawat angkut Fokker 27 buatan 1975, hanya empat yang masih siap terbang.

Untuk mengganti OV-10 Bronco, TNI AU menetapkan tiga jenis pesawat pengganti antara lain Sukhoi-25 dan Super Tocano yang sebagian mesinnya merupakan buatan Kanada, sedangkan untuk mengganti MK-53 TNI AU memilih L-159B buatan Ceko.

Mengenal Panser Amphibi BTR 50


Pasukan marinir TNI AL turun dari Ranratfib BTR-50P
pada latihan perang Armada Jaya ke-27 di Pantai
Banongan,
Asembagus, Situbondo, Jawa Timur,
Sabtu (2/2).
Pada latihan perang itu lima anggota
Marinir tewas
tenggelam saat menggunakan
tank amfibi.


PANSER BTR 50 PM milik Marinir mengalami kecelakaan di perasiran Situbondo, Sabtu (2/2). Nama BTR 50 PM adalah singkatan dari Browne Transporter 50 Palawa Modification. Benarkah kendaraan ini mengalami berbagai macam mofifikasi?

MENDARATKAN kendaraan tempur ke daratan, bukan persoalan mudah. Lebih-lebih jika ranpur tersebut keluar dari kapal pengangkut tank (LST-Landing Ship Tank). Sebelum, pintu LST dibuka dan panser-panser menceburkan diri ke laut, butuh persiapan khusus. Misalnya, kondisi mesin harus benar-benar prima. Jika tidak, maka panser amfibi akan menjadi rumpon di laut. Belum lagi sistem propulsi di air, juga harus sehat, termasuk sistem water-jet, gerakan rantai, dan baling-baling.

Belum lagi, bagian roda dan pintunya harus selalu diberi gemuk. Kalau tidak, maka air dengan mudah masuk ke dalam kabin. Untuk itu, satu unit ranpur angkut personel BTR-50 membutuhkan 20 kilogram gemuk, ketika kendaraan itu tengah mengikuti latihan tempur. Tidak hanya itu saja. Agar air tak merembes masuk ke dalam kabin, maka kendaraan lapis baja semacam ini harus dilengkapi dengan empat pompa --pompa penghisap air yang bisa dioperasikan baik secara elektrikal maupun mekanikal.

Namanya juga ranpur, soal interior juga jelas beda dibanding kendaraan biasa. Urusan ruang gerak misalnya, pada ranpur APC (Armour Personel Carrier) ruang gerak dalam kabin amat terbatas. Selain itu ada lagi aturan yang mesti dipatuhi penumpang, tangan tak boleh usil saat ranpur tengah berlayar. Mengapa? Di dalam kabin, banyak panel-panel yang berhubungan dengan sistem kerja propulsi. Kalau pakem ini dilanggar maka, bisa jadi tank akan tenggelam.

Secara umum, operasi pendaratan digelar pada jarak antara 2.000 hingga 3.000 mil dari tepi pantai. Satu unit kapal pendarat (LST) bisa dijejali sekitar 15 unit ranpur. Komposisi kendaraan tempur juga bervariasi, tergantung kebutuhan.

Belum lagi waktu pendaratannya. Namanya operasi militer, maka gerakan operasi amfibi biasanya digelar di pagi buta . Setitik cahaya --lampu-- jelas diharamkan karena bisa mementahkan unsur pendadakan. Hasilnya, selain radio komunikasi, agar tak terjadi tabrakan antar ranpur maka diandalkan semacam fosfor sebagai penandai antar ranpur. Masih untuk urusan yang sama, tiap ranpur yang keluar dari perut LST diberi jeda waktu sekitar satu menit. Saat menyentuh daratan, maka sistem propulsi yang dipakai berubah --gabungan antara water-jet dengan putaran roda rantai.

Ranpur APC BTR-50 P/PK dikenal dengan sebutan Pansam (panser amfibi). Ranpur BTR-50 bukanlah lansiran anyar. Di negeri asalnya, Uni Soviet (kini Rusia), kendaraan ini masuk dinas operasional tahun 1955.

Awalnya, kabin berkapasitas 20 orang pasukan bersenjata lengkap tak punya penutup atas. Baru pada tahun 1960 dengan alasan guna mendongkrak proteksi penumpang maka varian BTR-50 PK dilengkapi tutup kabin (hatch). Varian terakhir inilah yang sampai sekarang dipakai Korps Marinir.

Kendaraan BTR-50 ini berkapasitas solar penuh (full tank) sekitar 260 liter dan memiliki kemampuan melakukan penjelajahan menempuh jarak 260 km. Satu liter solar, mampu mendorong sejauh 1 km dengan kecepatan 44 Km per jam. Itu kalau berada di jalan raya. Sedangkan di medan off-road, kecepatannya 25 Km per jam.

Bagaimana kalau di laut? Panser ini mengandalkan dua unit water-jet. Kedua piranti ini sanggup menghela badan ranpur dengan kecepatan 10 Km per jam. Uniknya, kendaraan ini bisa juga berenang mundur pada kecepatan 5 Km per jam. Selain itu BTR-50 mampu menerjang ombak berketinggian maksimal 1,5 meter.

BTR-50 masuk jajaran organik Marinir tahun 1962. Pengadaannya waktu itu dilakukan sebagai bagian persiapan Operasi Trikora. Keandalannya kembali teruji dalam berbagai operasi militer pasca Trikora, termasuk Operasi Seroja (1975/79).

Untuk memperpanjang usia pakainya, BTR-50 tak lagi mengandalkan komponen orisinilnya. Sebab, pasca Peristiwa G-30S, suku cadang mendadak jadi langka. Alhasil perombakan lumayan besar diterapkan pada jeroan BTR 50. Menu utama perombakan adalah soal dapur pacu. Mesin diesel yang tadinya tipe V 6 asli Rusia, diganti dengan GM 6V-92T diesel keluaran AS.

Ada juga beberapa bagian BTR-50 yang kena rehab, misalnya perangkat komunikasi dan senjata. Kabin yang tadinya dijejali radio komunikasi tipe RT.10, asli Rusia diganti dengan tipe ANVRC 64 asal AS. Komunikasi dengan pesawat mengandalkan tipe PRC 33, juga buatan AS. Untuk senjata utama (main weapon) senapan mesin PKT telah kedudukannya oleh senapan mesin GPMG kaliber 7,62 mm buatan FN Belgia. Sebanyak 1.800 butir peluru FN biasanya dibawa BTR-50 dalam operasi tempur.

Panser amfibi ini sering dilibatkan dalam sebuah operasi. Biasanya, kendaraan ini memuat 16 orang personel, ditambah tiga orang kru. Ketiga kru tersebut adalah komandan kendaraan, pengemudi, dan penembak. Selain itu, juga dilengkapi oleh dua jenis senjata. Sayangnya, kendaraan ini tidak ada air conditionernya.

Saat bergerak di darat, roda dan rantai digerakkan oleh dua tangkai kemudi yang ada di kiri kanan pengemudi. Bila tangkai kanan ditarik, rantai kanan akan berhenti dan panser belok ke kanan. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan kalau bergerak ke depan, pasukan tinggal menginjak pedal gas dan kopeling. Uniknya, tidak ada pedal rem. Untuk mengerem, cukup ditarik dua tungkainya. (Persda Network/ Achmad Subechi/Berbagai Sumber)

DATA TEKNIS BTR-50 P
Dimensi: Panjang 7,07 meter, Lebar 3,14 meter, Tinggi:2,15 meter, Bobot/Berat kosong 14,5 ton, Berat siap tempur: 16,5 ton. Daya angkut: 2,5 ton. Kemampuan lintas alam : Kemiringan maks tanjakan : 38 derajat, Rintangan tegak: Setinggi 1,1 m; Parit; selebar 2,8 m. Kecepatan jalan raya: 44 km per jam, di air: 10,2 km per jam.
(Sumber KOMPAS)

PANSER VAB, TULANG PUNGGUNG YON MEKANIS TNI KONGA XXIII-B

Eksistensi Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B sebagai salah satu kontingen pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Panser VAB yang dimilikinya. Operasionalisasi Panser VAB, yang merupakan salah satu alutsista Kavaleri TNI AD, di daerah operasi sepanjang Blue Line yang memisahkan antara wilayah Lebanon Selatan dengan Israel, terutama dalam hal pergerakan patroli di setiap ruas jalan dan di daerah hot spot mampu menunjukkan mobilitas yang tinggi sekaligus deterence effect yang berdampak positif bagi upaya penciptaan dan pemeliharaan stabilitas perdamaian di wilayah area operasi secara lebih permanen.

Bertepatan dengan HUT ke-58 Korps Kavaleri TNI AD pada tanggal 9 Februari 2008, dilaksanakan upacara sederhana terpusat di Lapangan “Soekarno Base”, Markas Konga XXIII-B di Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan atau yang dikenal dengan istilah UN Posn 7-1. Bertindak sebagai Komandan Upacara pada peringatan tersebut Lettu Kav Nanak Yuliana (Wadanki-D), sedangkan sebagai Perwira Upacara ialah Lettu Kav Agung Wira dan Inspektur Upacara dijabat langsung oleh Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos. Dalam amanat Komandan Pussenkav TNI AD yang dibacakan oleh Dansatgas, salah satunya tentang pentingnya peranan pemeliharaan dan perawatan Panser sebagai alutsista yang dimiliki TNI AD agar dapat mencapai performa yang diharapkan, terutama pada saat berada di daerah penugasan.

Menyadari vitalnya peranan Alutsista Panser VAB dalam pelaksanaan tugas Konga XXIII-B, Dansatgas bahkan sampai memberikan pengarahan khusus di luar pembacaan amanat. Dalam pengarahannya, Letkol Inf A M Putranto, S.Sos menyampaikan bahwa isu Alutsista TNI akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan di Tanah Air, terutama setelah kejadian musibah yang menimpa prajurit Marinir beberapa waktu yang lalu. Terkait hal itu, Dansatgas menekankan agar prajurit Konga XXIII-B mau dan mampu merawat seluruh Panser yang dibawa ke Lebanon dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sebab, imbuh Dansatgas, Alutsista tersebut merupakan hasil pembelian dengan menggunakan uang rakyat Indonesia. Selain itu, dengan perawatan yang tekun dan cermat diharapkan masa pakainya dapat lebih lama. Hanya dengan cara itulah, seluruh panser yang dimiliki Konga XXIII-B dapat memenuhi tuntutan tugas yang dibebankan dalam peacekeeping mission.

Sebagaimana diketahui, 32 unit Panser VAB yang dimiliki Satgas Konga XXIII-B saat ini merupakan salah satu Alutsista terbaru TNI AD yang dibeli sesaat sebelum pemberangkatan Kontingen Garuda ke Lebanon pada tahun 2006 lalu. Proses pengadaan Alutsista ini sendiri pada awalnya menjadi perdebatan alot wakil rakyat di DPR RI terkait masalah tender. Pada saat itu, Pemerintah melalui Dephan bersikukuh agar pengadaan panser ditempuh melalui mekanisme penunjukkan langsung mengingat urgensi dan skala prioritasnya. Sebaliknya, sebagian kalangan di DPR menginginkan mekanisme tender secara terbuka. Dan sekarang terbukti keputusan Dephan-lah yang tepat karena dengan kehadiran Panser VAB yang baru di tengah-tengah Satgas Konga XXIII-B telah mampu menunjukkan kredibilitas TNI di dunia internasional. Sebelumnya Kontingen Indonesia hanya memiliki 14 unit Panser VAB varian APC dengan sistem manual ditambah dengan 6 unit Panser Intai VBL Panhard dan 12 unit Panser APC BTR 80A sehingga minim secara operasional. Namun dengan kedatangan Panser VAB dengan sistem otomatis (matic) tersebut, dapat dikatakan Panser VAB saat ini telah menjadi tulang punggung Satgas dimana kebutuhan operasional dapat terpenuhi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Selesai upacara, Dansatgas yang didampingi Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi beserta seluruh Perwira dan anggota yang terlibat dalam upacara, baik dari TNI AD, TNI AL, TNI AU serta dari Deplu (Perwira Interpreter) memberikan ucapan selamat kepada seluruh prajurit Kavaleri TNI AD yang tergabung dalam Konga XXIII-B di Lebanon selatan. (Perwira Penerangan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B/UNIFIL/Dispenad)

Pesawat Pembom Rusia Dikejar Jet-Jet Tempur AS


Washington (ANTARA News) - Dua pesawat pembom Rusia TU-95 Bear terbang di atas lokasi sebuah kapal induk AS di Pasifik Barat di ketinggian 660 meter akhir pekan lalu, yang memicu jet-jet tempur AS melakukan pengejaran, kata seorang pejabat pertahanan, Senin waktu setempat (Selasa WIB).

Empat jet tempur AS F-18 mencegat pembom-pembom Rusia Sabtu pagi, tetapi bukan sebelum pembom-pembom itu terbang di atas lokasi kapal induk USS Nimitz, kata pejabat itu, yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Pesawat-pesawat tempur Jepang F-15 sebelumnya mengejar untuk mencegat dua Bear pembom lainnya, dan menggiring mereka ke luar dari daerah itu, kata seorang pejabat militer AS yang juga tidak bersedia disebutkan namanya.

Pemerintah Jepang mengeluarkan sebuah protes keras kepada Moskow, tetapi para pejabat Rusia membantah pesawat mereka memasuki wilayah udara Jepang.

Dua pesawat pembom lainnya terbang di selatan Jepang ketika mereka hampir berbelok menuju USS Nimitz, dan pesawat-pesawat kapal induk itu meluncur dan mencegat pembom-pembom itu," kata pejabat pertahanan itu.

Pesawat-pesawat F-18 menggiring pembom-pembom itu sampai mereka meninggalkan daerah itu, kata pejabat tersebut.

"Tidak ada komunikasi lisan antara pesawat Nimitz atau pesawat Rusia," kata pejabat tersebut.

Pejabat itu mengatakan salah satu dari pembom-pembom Rusia itu terbang langsung di atas lokasi kapal induk AS pada ketinggian 660 meter sementara pembom kedua terbang pada ketinggian yang sama.

Insiden itu terjadi pada saat Rusia menghidupkan kembali patroli-patroli udara jarak jauh seperti yang dilakukan pada saat Perang Dingin.

Ini adalah kedua kalinya sejak Juli 2004 sebuah pembom Bear Rusia terbang di sekitar lokasi kapal induk AS.

Insiden itu melibatkan kapal induk USS Kitty Hawk di Laut Jepang.

NImitz, yang sedang melakukan patroli rutin di Pasifik Barat saat insiden tersebut, Senin pulang ke pelabuhan Sasebo, Jepang, kata pejabat itu.

Tidak segera diketahui apakah AS menyampaikan protes-protes kepada Rusia.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates bertemu dengan deputi PM Rusia pada hari berikutnya di sela-sela konferensi keamanan di Munich,

Jumat, 12 Oktober 2012

KTBA (KENDARAAN TEMPUR BAWAH AIR) KOPASKA, 2 AWAK MADE IN INDONESIA

Kendaraan Tempur Bawah Air (KTBA) Kopaska Angkatan Laut sering di gunakan dalam tugasnya melaksanakan sabotase bawah air terhadap instalasi musuh. Dengan KTBA buatan Sat
uan Komando Pasukan Katak Koarmatim ini maka personel pasukan katak bergerak secara senyap, mudah dan cepat menuju sasaran untuk menghancurkan instalasi tersebut.

KTBA yang merupakan hasil inovasi kreatif dan konstruktif serta kerja keras Satuan Komando Pasukan Katak Koarmatim. KTBA merupakan ide dan hasil karya Komandan Satpaska Koarmatim Letkol Laut (E) M . Faisal. Dasar pemikiran penciptaan.

KTBA berfungsi untuk meminimalkan faktor kesulitan yang tinggi yang diemban personel Kopaska saat menyelam dan berenang dengan jarak jauh menyusup ke daerah lawan dengan beban peralatan tempur yang cukup berat. KTBA yang panjangnya sekitar dua meter dan bobot 400 kg itu dilengkapi mesin pendorong Driver Propoltion Vehicle. Mesin itu biasa digunakan Kopaska, antara lain, sebagai alat pendorong waktu menyelam. Bentuknya memang mirip ikan hiu agar gerakannya lebih lincah.

Meski demikian, alat itu dapat digunakan di atas permukaan air dengan kecepatan tiga knot per jam dan juga bisa melaju di bawah permukaan dengan kecepatan empat knot per jam.

Untuk menjaga kerahasiaan, KTBA dilengkapi peralatan selam closed circuit sehingga tidak mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Selain itu, KTBA dibuat dari bahan fiber glass sehingga sulit terdeteksi oleh sonar yang digunakan kapal perang.

Komandan Kopaska Letkol Laut (E) M. Faisal yang menciptakan kendaraan "aneh" bersama lima orang anak buahnya itu mengaku awalnya hanya coba-coba. Dia mengombinasikan teknologi kapal selam dengan ilmu penyelaman yang telah dia kuasai. Bahannya pun dari barang bekas, yaitu DPV yang sudah tidak digunakan lagi oleh Kopaska.

Kelebihan KTBA ala Kopaska selain mampu menyusup pantai musuh di kedalaman yang dangkal juga mampu mengangkut personel serta bahan peledak yang cukup banyak. "Awalnya memang hanya coba-coba. Saya desain saat saya masih di Kopaska Koarmabar di Jakarta dan baru bisa diteruskan setelah menjadi komandan Kopaska Armatim," tutur alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1987 angkatan 32 tersebut.

Menurut ayah dua anak kelahiran Palembang yang suka utak-atik peralatan elektronik itu, uji coba KTBA tersebut ternyata mendapat perhatian KSAL. "Sejak dibuat enam bulan lalu, Kopaska saat ini mempunyai tujuh unit."
Dia mengakui, karya ciptaannya awalnya hanya diuji coba di kolam renang. Dari hasil uji coba, alat tersebut ternyata bisa digunakan untuk menyelam. Besar volume kantong udara depan dan belakang dibuat sesuai dengan volume udara di pelampung sehingga kendaraan itu bisa diparkir di dasar laut.

Radar Efektif Jaga Perbatasan


Penempatan 12 unit radar sistem pengawasan maritim atau Integrated Maritime Surveillance System (IMSS) dari Sabang hingga Batam, Kepulauan Riau, sangat efektif untuk mengamankan kawasan perairan Selat Malaka.



"Radar efektif memantau hal terkecil yang berada di kapal. Radar ini terintegrasi ke gugus keamanan laut (Guskamla), dimana bisa melihat seluruh kapal yang melintas di Selat Malaka," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Batam, Kolonel Laut (P) Nur Hidayat, saat menerima Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Mayjen TNI Hartind Asrin di Lanal Batam, Kepulauan Riau, Selasa (9/10).

Penggunaan radar sistem pengawasan maritim buatan Amerika Serikat itu hanya digunakan pada malam hari karena pada siang hari kapal-kapal yang melintas masih dapat terlihat oleh patroli keamanan laut (Patkamla).

Sebelum ada radar itu, menurut Danlanal Batam, pihaknya kesulitan memantau kapal-kapal yang melintas. Apalagi kapal yang bergerak dalam kecepatan rendah di malam hari, semakin sulit untuk di deteksi. "

"Namun dengan adanya keberadaan IMMS itu kita bisa memantau kapal-kapal meski dari jarak kejauhan dan suasana gelap," ujarnya.

Penempatan radar sistem pengawasan maritim/laut, khususnya di Batam sendiri efektif membantu pengawasan laut mengingat jumlah personil yang ada di Lanal Batam kurang memadai.

"Jumlah personil yang ada hanya 143 orang, padahal seharusnya jumlah personilnya mencapai 256 orang," katanya.

Tak hanya itu, jumlah kapal yang dimiliki oleh Lanal Batam hanya 12 unit, sehingga masih kekurangan sekitar enam unit agar kapal-kapal itu stand by di pos penjagaan. Kapal yang berada di Lanal Batam, yakni kapal KAL Seraya, Patkamla Wolf, Patkalma Sea Hunter, Patkamla "Nongsa", Comba Boat, dan Patkamla Sea Rider buatan Banyuwangi.

Kendati demikian, dengan adanya patroli yang dilakukan secara rutin oleh TNI Angkatan Laut kasus-kasus kejahatan yang ada di laut relatif menurun, bahkan dengan adanya penempatan radar itu kasus kejahatan di laut relatif tidak ada. "Jarang sekali terjadi kasus perompakan dan kasus trafficking," katanya.

Ia menambahkan, penempatan Kapal Perang (KRI) di perairan Kepulauan Riau belum perlu digunakan mengingat tingkat kerawanannya masih bisa diatasi oleh kapal-kapal kecil (patroli). "Penggunaan KRI bila tingkat kerawanannya terus meningkat. Ini pun harus dilaporkan terlebih dahulu kepada gugus tempur laut (Guspurla) sebelum pengerahan kapal perang," kata Nur Hidayat.



Sumber : Jurnas

Pemberontak Gagalkan Serangan Tentara Suriah untuk Rebut Kembali Maarat al-Nu'man

MAARAT aL-NU'MAN, SURIAH (voa-islam.com) - Pemberontak Suriah pada Rabu (10/10/2012) menggagalkan serangan tentara pemerintah untuk merebut kembali sebuah ko
ta strategis di jalan raya utama ke Turki, satu hari setelah kota tersebut direbut oleh pejuang oposisi, para aktivis mengatakan.

Setidaknya 30 pemberontak dan puluhan pasukan pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran dekat Maarat al-Numaan, 350 km utara Damaskus, kata mereka.

"Barisan (tentara Suriah) terdiri dari ratusan tank dan kendaraan menyerang kota. Mereka digagal dengan kehilangan yang besar," kata Abu Musab Taha, seorang komandan pemberontak di daerah itu mengatakan kepada Reuters.

Anas Othman, seorang penduduk Maarat al-Numaan, mengatakan kota "sedang dihancurkan" oleh serangan udara dan artileri tentara Suriah.

Mohammad Kanaan, seorang aktivis oposisi dari daerah, mengatakan bahwa 100 pejuang dan warga sipil telah tewas di Maarat al-Numaan selama sepekan terakhir.

Ia mengatakan pasukan keamanan Surriah telah mengeksekusi 50 pembelot militer di sana.

Tidak ada verifikasi independen dari laporan. Berwenang Suriah telah melarang media-media bahkan yang paling independen sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai pada Maret tahun lalu.

Maarat al-Numaan, terletak 75 km sebelah selatan dari kota Aleppo, pusat bisnis Suriah.

Sumber-sumber oposisi mengatakan jatuhnya Maarat al-Numaan semakin melemahkan jalur pasokan tentara ke Aleppo, di mana perang kota telah berlangsung selama dua bulan

Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia


5 Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia.

Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenh
an yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.

Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.

"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.

Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.

Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.

Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Lima pesawat ini adalah:

1. Puna Sriti


Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.

"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.

Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.

2. Puna Alap-alap


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.

"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.

3. Puna Gagak


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.

Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.

"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

4. Puna Pelatuk


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.

Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.

"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

5. Puna Wulung


Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.

"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.

"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm

Kamis, 20 September 2012

Israel: Hamas Miliki Kekuatan Militer Sistematis yang Sulit Dikalahkan



REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sebuah studi yang dilakukan Pusat Studi Keamanan Nasional Israel mengungkap, selama perang Gaza akhir 2008 awal 2009, Israel mampu member
ikan pukulan kekalahan besar kepada gerakan Hamas. Namun kemenangan ini tidak mungkin disebut kemenangan.

Seperti dilansir di Al-Quds Arabi, hal itu terjadi karena perang Gaza telah membuktikan sistematis militer dan keamanan Israel. Brigade Al-Qassam sayap militer Hamas telah berubah dari sel 'teroris' menjadi kekuatan militer sistematis yang professional dalam memenej perang gang.

Perang Gaza itu membuktikan bagi Israel bahwa Hamas telah banyak bekerja dan terus berpikir membangun kekuatan militer serta melakukan kerja besar dalam mengubah sayap militer menjadi militer yang sistematis.

Studi Israel ini menasihati para penentu kebijakan Israel untuk tidak ragu-ragu atau meremehkan kemapuan Hamas dan mengambil pelajaran. Karena itu studi ini menyatakan, militer Israel harus memahami bahwa mereka mungkin menang di pertempuran namun masih sangat jauh dari kemenangan dalam perang melawan Hamas.

Sementara itu, peneliti di studi ini Jenderal Gabi Sayobini, mantan kepala bagian perencanaan mengatakan pada tahun-tahun belakangan ini terjadi penambahan kekuatan organisasi seperti Hizbullah dan Hamas dan serangan yang akurat.

Karena itu, militer Israel harus bisa memberikan respon militer dari dua unsur: pertama membangun serangan yang bisa memberikan pukulan jera bagi Hamas. Kedua, mengurangi kerugian perang yang dialami Israel saat peperangan.

Beberapa saat lalu, menteri pertahanan Israel Ehud Barak menegaskan, militernya mampu menjajah kembali wilayah di Jalur Gaza. Sementara Panglima perang Israel mengancam akan melakukan aksi militer ke Jalur Gaza untuk menghentikan roket yang menyerang Israel yang meningkat belakangan ini.



P2 APC TNI


Jika dilihat dari luar, tidak ada yang menyangka pabrik berukuran sekitar 10 x 25 meter itu telah menghasilkan mobil perang yang telag diekspor hingga ke Srilangka.

Dari luar, hanya terlihat gerbang besi setinggi dua meter me
nutupi aktifitas karyawan di dalamnya. Namun saat masuk ke dalam, terlihat jejeran panser dan kendaraan tempur lainnya siap dijalankan.


Produk terbaru yang telah diekspor ke luar negeri oleh perusahaan ini adalah P2 Armored Personnel Carrier (APC), sebuah kendaraan lapis baja ringan.

“Beberapa waktu lalu kami mengirimkan lima unit P2 APC ke Srilangka untuk digunakan oleh Special Task Force Police Srilangka,” ujar Gatot Kalbuadi, Direktur PT Sentra Surya Ekajaya.

P2 APC adalah sebuah kendaraan lapis baja ringan yang didesain untuk membawa pasukan yang akan melakukan misi penyerangan. Menurut Gatot, pasnser ini memiliki mobilitas yang tinggi, serta memiliki teknologi tingkat atas dan sistem persenjataan yang lengkap.

Ada sensasi tersendiri saat duduk di belakang kemudi kendaraan tersebut. Dengan mesin diesel enam silinder segaris kapasitas 4.200 cc dilengkapi turbo buatan Toyota, kendaraan perang ini sangat asyik dibawa ngebut.

Monde dibuat terkejut dengan akselerasi kendaraan ini . Kecepatan puncak kendaraan ini cukup lumayan. Sekali geber, bisa melaju hingga 150 km/jam dan bisa mencapai kecepatan 100 km per jam (dari keadaan diam) dalam waktu 15 detik.

Pengoperasiannya pun terbilang mudah, karena menggunakan transmisi otomatis. Hanya saja kemudi kendaraan agak keras sehingga perlu keahlian khusus untuk bermanuver di medan perang.

Layaknya sebuah kendaraan perang, P3 APC memiliki kaca anti peluru dengan ketebalan 36 mm atau 14 cm. Sementara untuk rangka, kendaraan ini menggunakan baja ringan setebal 7 mm yang diimpor langsung dari Swedia.

“Sebenarnya kami ingin menggunakan lebih banyak komponen lokal, termasuk baja yang dipakai untuk rangka. Sayangnya PT Krakatau Steel belum mampu menyediakan baja yang kami minta,” kata Gatot.

Untuk kelas sejenis, menurut Gatot, P3 APC belum memiliki saingan. “Baru pabrik mobil Renault di Perancis yang bikin seperti gini. Tapi kelasnya juga lebih kecil,” ujar pria yang mengaku pernah berbisnis jalan tol itu.

P3 APC memang dirancang sebagai kendaraan yang tahan gempuran peluru. Namun kalau dilihat penggunaan baja ringannya, Monde sangat khawatir jika harus menumpanginya di pertempuran.


Sumber kami di kalangan Kopassus bahkan langsung tertawa melihat spesifikasi kendaraan tempur ini. “Paling penyok kalau ditembak dengan kaliber 5,56 mm. Dengan catatan nembaknya dari jarak dua kilometer!”

Sang sumber yang makan asam garam di beragam palagan itu menuturkan. Dengan ketebalan hanya 7 mm sudah pasti APC ini bakal jadi saringan tahu ketika berhadapan dengan pelor ukuran 5,56 mm jenis full metal jacket.

Tapi pendapat sang mantan anggota Kopassus itu ditampik Gatot menurutnya kendaraan ini telah mendapatkan uji balistik oleh Dephan. Ketika itu P2 APC tahan digempur peluru 5,56 hingga 7,62 mm dari jarak 20-30 meter.

Jadi dengan konfigurasi ini panser sangat aman jika hanya digunakan untuk melaju menembus hujan batu para demonstran. Kelebihan yang lain ada pada penggunaan ban jenis run flat

Ban dengan teknologi Run Flat Tyre Protection System bisa melaju kencang karena di dalam bannya dilapisi dengan pelindung alumuniun, sehingga ban meski bocor masih bisa melaju.

Keistimewaan lain dari panser ini adalah cat yang anti infra red. “Jadi jika berjalan di malam hari, kendaraan ini tidak akan terdeteksi musuh yang menggunakan teropong infra red,” jelas Gatot.

Sensasi lain dari P3 APC adalah penggunaan mesin 4200 cc yang memiliki peredam mumpuni sehingga tidak berisik. Suara mesinnya termasuk halus untuk ukuran mesin perang.

Jika untuk patroli, P3 Ransus dengan kondisi full tank bisa menempuh jarak hingga 500 kilometer.

Beberapa komponen kendaraan ini murni produk dalam negeri yang menggunakan komponen lokal, seperti gardan, pelek, serta portal.


Dengan harga sekitar Rp 3 miliar – Rp 4 miliar, P3 APC sangat nyaman dikendarai. Walaupun dibungkus baja tebal, saat 10 personil plus supir dan asistennya masuk ke dalamnya udara taka akan gerah karena adanya pendingin udara.

Selain itu di kokpitnya, pengendara disuguhi layar LCD yang bisa menampilkan posisi panser di jalanan lewat pantauan penjejak posisi (GPS). Untuk penumpang, joknya bisa disetel menghadap atau membelakangi jendela.

Saat ini PT Sentra Surya Ekajaya yang memproduksi P2 APC yang berada di depan sebuah restoran soto itu memiliki karyawan sekitar 50 orang, dan memiliki kapasitas produksi sekitar 30 unit per tahun.

“Beberapa waktu lalu angkatan bersenjata India juga sudah menghubungi kami untuk menggunakan kendaraan ini di perbatasan Nepal,” tandasnya.

Spesifikasi Teknis P2 APC :
- Kapasitas : 10 orang
- Konfigurasi : 4 x 4
- Panjang : 4.750 mm
- Lebar : 2.064 mm
- Tinggi : 2.010 mm
- Turning radius : 9.000 mm
- Berat : 5590 kg
- Berat (Dengan Senjata) : 6.600 mm
- Mesin : Turbo diesel 6 silinder
- Daya Mesin : 165 tenaga kuda
- Suspensi : Coil Spring
- Transmisi : Manual / Otomatis
- Sistem Rem : rem cakram (depan dan belakang)
- Max Road Speed : 100 km/jam
- Kaca : anti peluru 36 mm
- AC : Double Blower
- Kapasitas Tanki : 120 liter (diesel)

Panser V-150 Commando TNI-AD Si “Mobil Setan”



Tak banyak panser tempur Indonesia yang punya reputasi memukau dalam waktu operasional yang demikian panjang. Salah satunya tak lain adalah V-150 Commando buatan Cadilage Cage Company, A
merika Serikat.
Panser dengan empat roda ini (4×4) didatangkan ke Tanah Air sekitar tahun 70-an, dan hingga kini menjadi andalan dalam arsenal tempur Batalyon Kavaleri 7/Sersus (Panser Khusus) Kodam Jaya yang bermarkas di Cijantung, Jakarta. V-150 YonKav 7 terdiri dari empat varian, yakni versi intai dengan senapan mesin berat 12,7mm, versi meriam kaliber 90mm, versi twin gun 7,6mm MG Turret AP (Angkut Personel) dan versi komando.

Kabarnya jumlah total V-150 yang dimiliki TNI AD mencapai 200 unit. Dan secara langsung Indonesia menjadi pengguna V-150 terbanyak di dunia setelah Arab Saudi. Negara-negara tetangga ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura juga memiliki panser jenis ini.


Secara umum bentuk bodi antar varian diatas relatif sama. Sisi-sisi bodi sengaja dibangun bersudut, fungsinya untuk menahan hempasan energi akibat ledakan saat panser melibas ladang ranjau.

Jenis ban pun mengadopsi teknologi run flat, artinya bila ban kempes, panser tetap bisa melaju sampai jarak 80 kilometer. Tak cuma itu, meski tak dibekali baling-baling, V 150 punya kemampuan untuk mengarungi air. Tenaganya berasal dari putaran roda saat di dalam air. Antara versi V-150 sebenarnya hanya dibedakan pada bentuk kubahnya.


Berbicara soal pengalaman tempur, V 150 tergolong cukup kenyang pengalaman. Kiprah tempur pertamanya dilalui saat operasi Seroja di Timor Timur. Dalam sebuah wawancara dengan kru panser V-150, penulis mendapat kisah menarik bahwa panser ini mendapat julukan “mobil setan” di kalangan gerombolan pemberontak. Pasalnya V 150 yang bertampang garang amat ditakuti sosoknya oleh pasukan Fretilin.

Selain misi tempur di dalam negeri, V 150 YonKav 7 juga pernah dikirim untuk memperkuat misi pasukan perdamaian PBB di Kamboja. V 150 juga menjadi panser yang diandalkan untuk menindak rusuh massa, ini dibuktikan pada saat kerusuhan Mei 1998, V 150 yang mendukung PHH (Pasukan Anti Huru Hara) yang dilengkapi kawat berduri disekeliling bodinya.

V-150 Retrofit TNI-AD
V-150 yang dimiliki TNI-AD tentunya kini telah melalui program retrofit di Direktorat Peralatan Bengkel Pusat Peralatan TNI-AD. Komponen yang diretrofit mencakup penggunaan mesin Diesel V6-155 6 silinder 4 langkah dengan daya 149 BHP/3300 RPM dan torsi 39,2 KGM/1900 RPM memberikan kemampuan dan kecepatan yang sama dengan aslinya serta pemakaian bahan bakar yang lebih hemat. V-150 retrofit menggunakan transmisi otomatis Allison AT-545 4 speed, empat maju satu mundur memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengemudi.

Sebagai perbandingan, V-150 retrofit punya jarak jelajah hingga 800 Km, sedang versi aslinya hanya 643 Km. Kecepatan maksimum V-150 retrofit mencapai 89 Km/jam, sedang V-150 versi aslinya kecepatan maksimumnya 88,5 Km/jam.

V 150 juga ikut membantu pemulihan keamanan di Aceh, tak sedikit anggota GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang meregang nyawa akibat muntahan perluru dari panser ini. Saat ini V 150 diketahui juga ditempatkan untuk mengamankan komplek pertambangan Freeport di Papua


Spesifikasi V-150 Commando

Weight : 9,888 kg.
Length : 5.69 m
Width : 2.26 m
Height : 2.54 m (turret roof), 1.98 m (hull top)
Crew : 3+2
Armor : classified
Primary armament : 1 x 20 mm, 1 x 7.62 mm Machinegun
Secondary armament : 2×6 40 mm Smoke Dischargers
Engine : V-504 V8 diesel turbo charged engine 202 bhp
Power/weight : 18.75 bhp/ton
Operational range : 643 km
Speed : 88 km/h (road), 5 km/h (water)


Kakadu 2012: KRI FKO-368 “Rudal” Kapal Musuh



Matahari belum menampakan sinarnya, embun pagi masih membasahi geladak heli KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 dan udara yang cukup dingin menusuk tulang. Tiba-tiba sirine meraung raung membe
rikan tanda adanya bahaya yang mengancam “ ….PERAN TEMPUR ….PERAN TEMPUR….PERAN TEMPUR BAHAYA UMUM, HELI ALERT 15…”. Derap langkah dan teriakan anggota saling berhamburan menuju pos tempurnya masing – masing untuk menghadapi ancaman serangan musuh, pagi itu (4/9).

Dalam situasi tersebut heli harus sudah terbang dalam waktu 15 menit kedepan, Flight Deck Officer (FDO) dengan sigap memimpin crew helly deck menyiapkan heli take off, Lettu Laut (P) Joko segera menghadap Komandan KRI Frans kaisiepo – 368 untuk mendapatkan perintah terbang dan tugas yang harus dilaksanakan.

“Garuda…laksanakan shadowing terhadap kekuatan musuh yang disinyalir sedang melaksanakan lintas laut menuju pulau yang disengketakan, jaga jarak aman dari jangkauan senjata musuh….keep establish communication dengan FKO. Paga PIT laksanakan positif control terhadap garuda…utamakan keselamatan,” demikian penekanan Letkol Laut (P) Yayan Sofiyan, ST selaku Dansatgas Kakadu 2012.


Tidak sampai 15 menit sudah terdengar “request to green deck…rogger command approve…greend deck”. Garuda (panggilan sandi Helikopter) pun melesat kearah yang dikendalikan CIC (Combat Information Centre) KRI FKO – 368. Setelah 13 nm terbang kearah halu190, visual ID positif HMAS Gascoyn dan HMAS Huon teridentifikasi damage assesment “A”/rusak parah dan dinyatakan tenggelam oleh hantaman Exocet MM 40 Block 2 KRI FKO – 368 dan rudal Harpoon HMAS Perth.
Sekilas cerita tersebut diatas, adalah skenario yang digelar dalam latihan Kakadu 2012, yang sedang berlangsung saat ini.

2014: Alutsista TNI Capai 40% Kekuatan Pokok Minimum



Kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI-AU hingga semester I 2014 diyakini akan mencapai 40% dari kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) .

"Hadirnya pesawat tempur F-16, pesawat angkut dan pesawat tempur lainnya akan mempercepat dan menambah prosentasi kekuatan pertahanan kita, khususnya TNI-AU," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di acara penyerahan 4 pesawat Super Tucano EMB-314 dari Embraer Brasil kepada Kementerian Pertahanan, di Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin, 17 September.

Terlebih, lanjut dia, TNI-AU telah menerima 4 unit pesawat tempur taktis Super Tucano. Diharapkan pada 2014 nanti 14 jenis alutsista akan menambah kekuatan TNI AU, seperti pesawat tempur, pesawat angkut, helikopter, pesawat latih, pesawat intai, dan pesawat tempur lainnya.

"Saat ini TNI-AU telah menerima empat unit pesawat Super Tucano. Pada Januari 2013 akan datang kembali empat unit. Diharapkan pada akhir 2013 atau awal 2014 akan tiba delapan unit lagi, sehingga tercapai satu skuadron atau 16 unit," katanya.
"Hingga 2014, diperkirakan ada sekitar 45 alutsista bergerak, baik untuk TNI-AU, TNI-AL, maupun TNI-AD"
Pesawat tempur itu akan menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang tidak digunakan lagi sejak 2007. Pesawat ini akan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Menurut dia, hingga 2014 mendatang pada akhir masa kabinet ini, diperkirakan ada sekitar 45 alutsista bergerak, baik untuk TNI-AU, TNI-AL, maupun TNI-AD. "Sebanyak 45 alutsista bergerak ini termasuk pesawat tempur maupun angkut, yang tiba di Indonesia," ujarnya.

Pesawat Super Tucano merupakan pesawat tempur taktis yang berfungsi sebagai pesawat latih berkemampuan counter insurgency atau pesawat serang antigerilya, sebagai pesawat kontrol udara dan juga dapat digunakan sebagai pesawat intai.

Keunggulan pesawat EMB-314 Super Tucano mampu membawa amunisi minimal 1,5 ton yang memiliki mesin tunggal Turboprop Pratt dan Whitney PT6A-68C berdaya 1600 tenaga kuda dan memiliki berat maksimum 5,4 ton dengan menggunakan bahan bakar avtur.

Sebelumnya, empat unit pesawat Super Tucano EMB-314/A-29 tiba di Bandara Abdulrahman Saleh, Malang, pada Minggu, 2 September. Pesawat yang diawaki pilot dan teknisi Embraer itu tiba setelah sebelumnya menempuh perjalanan dua pekan, dengan melintasi wilayah udara, yakni Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Oman, India, Thailand dan mendarat di Lanud Soewondo, Medan, Sumut, yang kemudian dilanjutkan ke Lanud Halim Perdanakusuma.

[Media Indonesia]

Sayembara Tangkap Presiden SBY Berhadiah USD 80.000


TRIBUNJOGJA.COM, -- Ed Mc Williams bikin heboh. Pria yang mengaku aktivis The West Papua Advocacy Team (WPAT) ini menawarkan hadiah sebesar USD 80.000 atau sekitar Rp 760 juta bag
i warga Inggris yang berhasil menangkap Presiden SBY ketika melakukan kunjungan kerja ke Inggris pada bulan November mendatang.

Sayembara Ed Mc Williams ini dicantumkan di Siaran Radio New Zaeland dan situsnya www.rnzi.com, Jumat 14 September 2012 lalu.

Williams menyebut penangkapan SBY karena aparat pemerintah Indonesia telah membunuh lebih dari 500 ribu orang Papua selama menduduki wilayah Papua.

Memang benar Presiden SBY dijadwalkan akan datang ke Inggris pada 31 Oktober hingga 2 November 2012 mendatang.

Presiden SBY dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Ratu Inggris Elizabeth II dan Perdana Menteri David Cameron. Yang istimewa karena SBY serta rombongan kabarnya akan langsung dijamu dan menginap di Istana Buckingham, Inggris.

Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha, menegaskan rumor ini sudah beredar luas dan sangat tidak nyaman.

"Mungkin kami juga perlu menanggapi karena rumor atau berita ini sudah menyebar sedemikian luas," kata Julian di kantor Presiden Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Kata Julian pihaknya telah berkomunikasi dengan kedutaan Inggris di Jakarta dan terus terang ini menganggu hubungan baik kedua negara.

"Ini tidak nyaman bagi kami, perlu diluruskan," kata Julian.

Foto Presiden SBY seolah menjadi buronan tersebar luas di internet, khususnya di http://arrestpresidentsby.wordpress.com/. Di situs tersebut terlihat foto SBY dengan tulisan 'International Arrest Warrant Wanted Indonesia President Yudhoyono'

Dalam foto tersebut juga tertulis beberapa kesalahan SBY yang ditulis dalam bahasa Inggris. Kesalahannya berupa melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap warga Papua Barat.

Di dalam situs tersebut juga terpampang foto SBY lainnya yang membawa senjata laras panjang serta berbagai penjelasan mengenai keburukan-keburukan yang banyak dilakukan SBY.

Menimbang Beragam Pilihan Rudal Penangkis Serangan Udara untuk Pussenarhanud TNI-AD


Produsen-produsen rudal hanud di dunia kini semakin bersaing dalam memproduksi sista rudal hanud SHORAD yang efektif, mobile dan memiliki daya tangkal yang besar. Pemain lama seperti Amerika Serikat dan Rusia kini juga bersaing sengit dengan Perancis, Swedia dan konsorsium pembuat rudal dari Eropa, MBDA. Negara yang selalu dirundung konflik, Israel, juga semakin menunjukkan geliatnya sebagai produsen rudal hanud yang mumpuni dikarenakan faktor “keterpaksaan” dalam melindungi apa yang menjadi national interest mereka. Selain itu dari Asia, muncul pemain baru yang berhasil menggabungkan kelebihan dari masing-masing rudal hanud buatan blok Barat maupun Blok Timur, yakni Korea Selatan. Terbukti dengan keputusan Korea Selatan menggandeng Thales dari Perancis dan Almaz Antey dari Rusia dalam proyek rudal hanud mereka. Berikut adalah profil singkat masing-masing sista rudal SHORAD dari negara-negara di atas.

Rusia

Rusia selama ini dikenal sebagai pembuat rudal hanud dengan kualitas jempolan dan sudah teruji memakan korban pesawat-pesawat musuh baik di dalam negerinya sendiri maupun di ajang peperangan luar negeri. Tentu kita masih ingat dengan kejadian ditembak jatuhnya pesawat mata-mata U2 milik AS di daerah Ural dan langit Kuba oleh rudal SA-2(S-75) Dvina. Selain itu Perang Vietnam dan Perang Arab-Israel menjadi saksi sejarah kedahsyatan sista rudal buatan negara pewaris utama pecahan Uni Soviet ini. Dalam peperangan modern kita juga tidak bisa melupakan ditembak jatuhnya F-16 Kapten Scott O’Grady di atas langit Bosnia pada Perang Kosovo tahun 1995 silam. Untuk keperluan SHORAD, Rusia melalui KBP Tula menawarkan konsep sista hanud komposit Pantsir-S1 dengan memadukan 2 laras kanon otomatis 30mm dan 8-12 rudal SAM 57E6-E. Sistem ini dapat dipadukan dengan platform rantis maupun ranpur beroda rantai. Dilengkapi dengan radar dan elektro-optikal sekaligus, sista ini dapat mendeteksi 20 target secara simultan sampai dengan jarak 32-36 Km dan mengakuisisi target pada jarak 24-28 Km menggunakan piranti radarnya sedangkan bila menggunakan elektro-optikal mampu mengakuisisi target pada jarak 17-26 Km. Jangkauan target efektif bila menggunakan rudal pada jarak 1,2-20Km dan ketinggian 5-10.000m, sedangkan bila menggunakan kanon 30mm memiliki jarak efektif 0.2-4Km dan ketinggian 0-3.000m. Selain itu kanon otomatis 30mm ini memiliki rate of fire mencapai 4.500-5000 peluru per menit. Sista hanud ini memiliki tempo reaksi yang cukup cepat yaitu 4-6 detik dari deteksi hingga ke penembakan. Sistem yang serba otomatis pada sista hanud ini menyebabkannya hanya cukup diawaki oleh 3 orang kru saja.

 

Perancis

Perancis sebagai anggota NATO dan Uni Eropa memiliki prinsip yang agak sedikit unik dalam pengembangan senjatanya. Di saat anggota Uni Eropa lain saling bekerja sama dan bahu membahu menciptakan sistem senjata melalui perusahaan konsorsium, Perancis tetap melanjutkan tradisinya menerapkan independensinya dalam hal produksi senjata. Walaupun tetap bergabung dalam konsorsium Eropa, Perancis juga terus mengembangkan sendiri senjatanya. Hal ini dapat dilihat dengan produksi sista rudal hanud Crotale NG yang diproduksi oleh pabrikan Thales Air Defense. Crotale NG sendiri merupakan versi pengembangan dari rudal Crotale yang pertama kali dikembangkan pada akhir dekade 60an. Sista rudal Crotale NG ini dilengkapi dengan rudal VT1 dan sistem radar pencari target Shikra yang baru sehingga meningkatkan jarak jangkauan maksimumnya hingga 16Km dan ketinggian 9.000m. Sistem ini menggunakan pemandu Command Line of Sight yang menggabungkan radar pencari target dan elektro-optikal sehingga lebih kebal terhadap serangan peperangan elektronika pesawat musuh. Selain itu rudal VT1 menggunakan RF electromagnetic proximity fuse sehingga memaksimalkan kemampuan rudal pada segala cuaca dan menghindari sistem pernika pasif yang dimiliki target. Sista ini berhasil diujicoba dengan sukses pada tahun 2007 dan 2008.
 
 
Konsorsium Eropa

Pada tahun 2001, beberapa pabrikan rudal di Eropa yaitu Aerospatiale-Matra Missiles, Finmeccanica dan Matra BAe Dynamics menggabungkan diri dan membentuk sebuah konsorsium produsen rudal bernama MBDA. Merger ini otomatis menggabungkan kelebihan teknologi yang dimilili masing-masing-masing pabrikan. Pada tahun 2008, MBDA sukses mengujicoba sista rudal hanud VL-MICA. VL-MICA sendiri merupakan derivatif dari rudal udara ke udara MICA yang awalnya dikembangkan saat pabrikan Matra masih berdiri sendiri. Sista rudal hanud ini memiliki kelebihan yakni dua macam sistem penuntun pada rudal yakni IR guided dan RF guided. Kelebihan ini sangat menonjol pada situasi di mana terjadi peperangan elektronika hebat. Dilengkapi dengan radar pencari target dan 4 rudal dalam peluncur vertikal, sistem ini hanya membutuhkan 3 orang kru untuk mengoperasikannya dari kendaraan Platoon Command Post. Rudal ini sendiri memiliki jarak jangkauan efektif hingga 20Km dan ketinggian intersep hingga 30.000 kaki. Dengan platform berupa kendaraan rantis yang dimodifikasi, sistem ini hanya membutuhkan 10 menit untuk penggelaran dan 15 menit untuk mengisi ulang peluncur rudal yang dapat dilakukan hanya oleh 2 orang.
 
 
Swedia

Swedia dengan perusahaan produsen senjatanya SAAB dan Bofors juga mempunyai andalan tersendiri di segmen Ground Based Aerial Defence (GBAD). Produk andalan SAAB Bofors Dynamic ini bernama BAMSE. BAMSE RBS-23 merupakan sistem rudal pertahanan udara yang diklaim mampu bekerja di segala cuaca dan mampu menangkal segala target mulai pesawat, helikopter, UAV, bahkan rudal (berkemampuan rudal anti rudal). BAMSE saat ini masih digunakan oleh angkatan bersenjata Swedia. Kemampuan teknisnya adalah mampu mengkover hingga ketinggian 15.000 m, mobilitas tinggi dan mampu diangkut pesawat sekelas hercules, jangkauan rudal 15 km. Setiap baterai BAMSE terdiri atas Surveillance Co-ordination Centre (SCC) dan maksimal 6 Missile Control Centres (MCCs). SCC terdiri dari sebuah Giraffe 3D surveillance radar yang memiliki fungsi BM/C4I. MCC sendiri terdiri dari Fire Control Radar (FCR) dan peluncur misil. Guidance system yang dipakai adalah CLOS (Command Line Of Sight) Kombinasi sebuah baterai BAMSE dengan 3 unit penembak mampu mengkover area seluas 1.500 m². Rudalnya sendiri menggunakan impact dan proximity fuse serta fragmentation and shape charge warhead untuk menjamin kehancuran target.
(lembagakeris.net)